Selasa, 03 Juni 2008

esensialisme, progresivisme dan konstruktisme

esensialisme

Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.

Progresivisme

merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberikan penekanan yang lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar naturalistik, hasil belajar dunia nyata, dan lebih dari itu “berbagi pengalaman di antara teman sebaya”. Progresivisme berlawanan dengan filosofi “efisiensi pabrik”, suatu model yang menumbuhkan pengajaran semu (artificial instruction) dan belajar yang dikendalikan buku teks dan tes tertulis. Teori inilah yang dijadikan landasan berpikikr dalam proses pembelajaran sains di Malaysia.
“Sebenarnya kurikulum di Malaysia, sama dengan kurikulum yang kita terapkan di Indonesia. Hanya saja di Malaysia kurikulumnya relatif tetap, sedangkan kita cenderung mengalami perubahan,” ungkap I Wayan Sudiarsa, M.Si, peserta Smart Learning Workshop Programme tahun 2005 dari SMAN 1 Susut Bangli.
Guru yang menggemari kegiatan tulis-menulis ini menjelaskan, dalam proses pembelajaran sains di Malaysia seluruh perangkat pembelajaran disediakan secara penuh oleh pihak Kerajaan Malaysia. Kurikulum, sistem evaluasi, sofware pembelajaran, dan sarana lain sangat mendukung proses pembelajaran sains. “Di Malaysia banyak sekali donatur yang mendukung dan membantu sofware dalam proses pembelajaran sains,” sambung alumnus IKIP Negeri Singaraja dan Fisika Bumi ITB ini.
“Kalau proses praktikum tidak dapat dilakukan di laboratorium dengan cara terbuka, para guru dan siswa di sana melakukan praktikum di dunia maya. Dunia maya maksudnya, melakukan praktikum dengan bantuan program komputer. Siswa seolah-olah melakukan kegiatan yang kondisinya sama dengan laboratorium sesungguhnya. Inilah yang mungkin dapat kita adopsi dalam proses pembelajaran sains di Indonesia,” lanjut guru yang berasal dari Desa Selat Klungkung ini. Ditambahkan, dalam proses pembuatan kegiatan praktikum di dunia maya, guru-guru sains di Malaysia kreatif mencari bahan yang bersumber dari internet. Bahan-bahan pembelajaran sains dari internet inilah kemudian dikemas sedemikian rupa sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan dan dipresentasikan dengan Microsoft Power Point. Beberapa keuntungan pelaksanaan praktikum di dunia maya, kondisi praktikum yang diinginkan bisa diatur sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, siswa akan terhindar dari bahaya listrik dan zat-zat kimia yang sangat berbahaya tidak memerlukan tempat serta alat dan bahan yang banyak.
Ketika Tokoh menanyakan kemungkinan model ini diterapkan di Indonesia, dengan sangat optimis bapak dua putri ini mengatakan, pembelajaran sains dengan praktikum di dunia maya sangat mungkin untuk dikembangkan di Indonesia. “Kita sangat mungkin menerapkan model ini dalam pembelajaran sains di sekolah. Kita sangat menyadari pemerintah tidak bisa menyediakan sarana dan prasarana praktikum sains yang sangat besar. Kreativitas guru dalam menyediakan perangkat inilah yang perlu kita kembangkan mulai sekarang,” ungkap peraih penghargaan Sains Education Award 2002 dari Yayasan Toray ini. Sudiarsa mengungkapkan tiga syarat utama yang mesti dipenuhi dalam mengembangkan praktikum di dunia maya dalam pembelajaran sains ini. Pertama, membuka wawasan guru-guru sains tentang komputer, kedua, penyediaan komputer oleh sekolah, dan ketiga penguasaan internet oleh guru-guru dalam mencari situs-situs pembelajaran yang sesuai. Di samping itu guru diharapkan minimal menguasai beberapa program komputer seperti Microsoft Word, Excel, Power Point, dan mampu menguasai internet.
Hal senada diungkapkan Drs. Gede Ariyasa, guru kimia dan pengkaji kurikulum SMAN 1 Sidemen Karangasem. Dalam proses pembelajaran kimia dengan menggunakan model praktikum di dunia maya, guru sains harus mampu menunjuk situs dalam internet yang menyajikan pokok bahasan tertentu. “Misalnya dalam proses pembelajaran konsep titrasi asam dan basa, siswa seolah-olah melakukan dalam laboratorium yang sesungguhnya. Guru wajib menunjukkan dan memberi tahu situs yang menyajikan konsep ini,” ujar guru yang suka melakukan penelitian ini. Beberapa teori pembelajaran seperti Quantum Learning, Quantum Teaching diadopsi dengan baik dan diterapkan dalam proses pembelajaran. “Kolaborasi mo

kontsruktivisme

Mengajar tidak secara otomatis menjadikan siswa belajar. Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang telah dpelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi kelompok misalnya, seorang guru dapat membantu transfer belajar. Oleh karena itu fakta, prinsip, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk terjadinya transfer belajar sudah dikuasai oleh siswa yang sedang belajar.

Biggie, 1989, merangkum perbedaan penting antara teori belajar perilaku dengan teori belajar kognitif. Seorang guru penganut teori belajar perilaku berkeinginan mengubah perilaku siswanya, sedangkan guru yang menganut teori belajar kognitif ingin mengubah struktur kognitif (pemahaman) siswanya.

Sesungguhnya ada dua kutub dalam pendidikan saat ini, yaitu tabula rasa dan konstruktivisme. Menurut rujukan tabula rasa, siswa diibaratkan kertas putih yag ditulisi apa saja oleh gurunya atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa saja oleh gurunya. Dengan pendapat ini seakan-akan siswa bersifat pasif dan memiliki keterbatasan dalam belajar. Menurut rujukan konstruktivisme, setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri. Jadi siswanya dapat aktif dan terus meningkatkan diri dalam kondisi tertentu.

Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari oleh seseorang (Ausubel dalam Kalusmeier, 1994). Hasil belajar sendiri dapat dikelompokkan menjadi (1) informasi verbal; (2) keterampilan; (3) konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan; (4) taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah; (5)strategi belajar dan strategi mengingat. Seluruh hal itu dipelajari “initially”, direpresentasikan secara internal, diatur dan disimpan dalam bentuk “images”, simbol dan makna. Struktur kognitif mengalami perubahan sejak lahir dan maju berkelanjutan sebagai hasil proses belajar dan pendewasaan/kematangan. Konsep, prinsip, danstruktur pengetahuan (termasuk taksonomi dan hierarkinya), pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang penting dalam ranah kognitif.

del pembelajaran dan metode discovery (penemuan) sangat kental dalam proses pembelajaran sains di Malaysia. Penciptaan games pembelajaran yang diambil dari internet banyak dimodifikasi guru-guru sains di Malaysia,” lanjut juara I Guru Berprestasi nasional tahun 2003 ini.




karakter guru

karakter guru yang menyenangkan

1. bersahabat
2. berwawasan luas
3. fleksible
4. jujur
5. kreatif
6. bijakasana
7. aktif

karakter guru yang tidak menyenangkan

1. otoriter
2. monoton
3. ortodoks
4. egois
5. pasif
6. driskriminatif
7. individualis

Selasa, 15 April 2008

TEORI - TEORI

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.


Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Selasa, 08 April 2008

kreativitas remaja

1. sedotan yang biasanya di pakai untuk minum es dapat digunakan untuk hiasan dalam bentuk bunga dan bingkai foto yaitu dengan cara dilipat dan di bentuk seperti bunga. bunga yang dapat dibentuk dari sedotan ini bermacam macam seperti bunga sepatu. bunga mawar bunga gantung dan lainya. dan untuk membuat bingkai bisa menggabungkan sedotan dari dua arah yang berlawanan dengan arah horizontal maupun vertikal.

2. bekas botol minuman kaleng dapat di gunakan sebagai kompor untuk memasak makanan dan minuman dengan cara kaleng botol yang telah ada di bagi 2 kemudian di gabungkan akan tetapi harus dapat menampung air kurang lebih 1/4 gelas. setelah itu isi dengan spirtus dan masukan sedikit kapas kemudian nyalakan api pada kapas tersebut. saipan rantang di atas api tersebut

3.bekas botol minuman seperti kratingdeng dapat di jadikan alat penerangan pada waktu mati lampu yaitu dengan cara membuat lobang pada tutup botol tersebut kemudian masukan subu kompor sampai menjulur kedalam botol yang sudah diisi dengam minyak tanah.ttup botol tersebut dan pada ujung sumbu diatas nyalakan dengan api

4. menbuat pistol pistolan dari batang daun pohon pisang dengan cara membentuk batang tersebut seperti pistol

5.menggunakan bekassendal jepit yang terbuat daru spons sebagai pengganti ban pada mainan mobil mobilan untuk anak anak

6. kabel kecil dapat di gunakan sebagai gelang untuk perhiasan dengan cara di anyam dengan bentul melinhkar

7. karet yang biasanya di gunakan utuk mengikat dapat di gunakan juga untuk mediasi bermain lompat tali untuk anak anak.

8. pohon bambu yang masih muda dapat digunakan untuk bermain tembak tembakan pada anak anak yaitu dengan cara memotong bambu menjadi 2 bagian ujung yang satu harus lebih pendek dari ujung yang satunya.ujung yang satu biri ruang kosong dan ujung yang satunya potongan bambu kecil yang dapat mengisi ruang tersebut.kemudian untuk pelurunya dapat menggunakan koran bekas yang di bentuk bundaran kecil dan di masukan pada ruang kosong tersebut kemudian di dorong dengan bambu yam satunya lagi

Senin, 07 April 2008

MASA REMAJAKU

Waktu terus berjalan seiring dengan pergantian tahun, kini umurku sudah mulai tua. ketika ku lihat adiku bermain bersama dengan temanya aku teringat akan masa masa ku ketika aku mulai mengenal kasih sayang. masa dimana aku mulai beranjak dewasa. betapa indah masa itu.masa di waktu aku memasuki sebuah ma'had yang begitu memberikan sebuah sentuhan baru. namun sayang waktu yang ku lewati disana begitu singkat aku hanya 1 tahun di pondok itu. orang orang memandang aku tlah kalah.namun sayang mereka salah besar.aku pergi dari ma'had itu bukan karena aku tak sanggup berada disana. namun karena keyakinanku akan jalan hidupku.
akhirnya aku masuk di sebuah sekolah sederhana yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahku,orangtuaku kecewa akan keputusan yang ku ambil, namun pada akhirnya mereka tau apa tujuanku yang sebenarnya. di hari pertamaku masuk di sekolah itu sambutan teman teman baruku begitu bersahabat.aku senang dengan sekolahku yang baru. di sekolah itu aki aktif dalam sebuah kegiata ekstrakulikuler pramuka. disitu kutemukan seorang patriot dia laksana orangtuaku slalu mengingatkanku, mengarahkanku,dan selalu memberi motivasi di kala aku mulai lelah.

Jatidiri Remaja


etiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan kreatif. Tujuan hidup yang tidak bercanggah dengan kehendak Islam hendaklah disemai ke dalam diri seorang remaja jika mereka mahu berjaya dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diberkati.

Pengendalian Diri

Remaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fizikal dan seksual. Akibat dari pertumbuhan fizikal dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.

Dari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah. Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat, sehingga orang ramai menilai bahawa remaja hanya menimbulkan masalah. Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya.Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri.

Remaja yang merasakan bahawa fizikalnya sudah seperti orang dewasa sehingga ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan dirinya yang sebenar harus memahami bahawa anggapannya itu hanya sekadar imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini. Hindarilah dari hanya mengikut kehendak hati, tapi gunakanlah fikiran agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu bapa, masyarakat dan agama.

Rasa Kebebasan Remaja

Pada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan material. Kematangan dalam bidang fizikal atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan melawan kepada kedua ibu bapa.

Remaja yang beriman akan mengerti bahawa rasa kebebasan yang timbul dari dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi tunjuk ajar kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia orang tua terhadap diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.



Rasa Kekeluargaan Remaja

Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman, kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu. Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan berhati-hati dalam mengmbil sebarang tindakan, sehingga ia akan menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.

Rasa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman seperjuangan, organisasi, sukan dan lain-lain. Jika perasaan ini disemai dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.

Kehidupan Sosial Remaja

Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahawa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi kehidupannya.

Penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahawa tidak semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kesilapan yang dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari, kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.

Penyesuaian Diri Remaja

Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan latihan-latihan.

Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam menghadapi kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa akan datang.

Keyakinan Agama dan Nilai Murni Remaja

Keinginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video lucah dan berperangai tidak manis di pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya.

Pertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berhemah tinggi dan berakhlak mulia serta mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.

Demikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjana para remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan godaan ini.

^ Kembali ke atas ^